Bagian kertas maya ini akan terasa begitu sederhana bila dipandang begitu saja. kosong, tak ada isi apa-apa. akan tetapi, penulis mengharapkan, pada kekosongan tersebut, terdapat banyak luang dan ruang yang mengikutsertakan cinta dan rahmat Tuhan alam semesta. halaman dalam dari kertas maya ini terdapat pada jejak maya yang memuat catatan perjalanan hidup melalui gambar dan catatan maya yang memuat perjalanan hidup melalui tulisan.
- Halaman Depan
- Catatan Maya
- http://artofza.blogspot.com/2015/02/catatan-maya.html
- 3. 'Aisyah bt.Abu Bakar
- 4. SAUDAH BINTI ZAMA'AH
- Jejak Maya
- 1. ANIMASI penampakan
- 2. Animasi POCONG, KUNTI... ........................................................dst.
- DAFTAR ISI
Showing posts with label Catatan Maya. Show all posts
Showing posts with label Catatan Maya. Show all posts
Thursday 27 October 2016
Siapa Punya Cerita?
Mari ceritakan!
bagaimana air menjadi awan dan menjadi hujan!
hingga air hujan bagai sperma yang menyentuh tanah-tanah.
dan tumbuhan lahir setelah rahim bumi hamil akan akar.
siapa punya kuasa?
Mari ceritakan!
bagaimana tanah-tanah meludahkan air dan menjadi sungai!
hingga air sungai yang tawar dapat kawin dengan dengan asinnya laut.
dan ikan-ikan berenang dengan mata terbuka tanpa rasa perih.
siapa penghulunya?
Mari ceritakan!
bagaimana air pula, memenuhi sepertiga Bumi yang disinggahi manusia!
hingga tinggal hanya sebagian pasang mata dan pasang kelamin.
dan dari sebagian itu timbul bagian tak terhingga---entah kapan habisnya.
siapa peternaknya?
Mari ceritakan!
bagaimana air bisa timbul dibawah kaki bayi yang menghentak-hentak kehausan!
hingga Ibunya berlari kesana kemari---tercemar fatamorgana matanya.
dan dari hentakan itu, airnya tak kunjung kering sampai sekarang.
siapa punya sebab?
Mari ceritakan!
bagaimana air lahir dari sela-sela jari seorang pengembala yang bersahaja!
hingga haus menjadi ilusi bagi orang-orang didekatnya.
dan dari pengembala itu pula dunia ada.
siapa penulisnya?
Mari ceritakan!
bagaimana bisa aku bercerita tentang ini itu!
hingga pendengaranmu lebih penuh dari anggur-anggur yang memenuhi cawan setiap istana.
dan tentang aku yang tak punya daya.
siapa punya cerita?
Kualasimpang, Aceh, Indonesia, 23 Agustus 2014.
Hambatiada, Nuriza Auliatami.
(puisi ini sudah dirilis di buku Sir-naameh: Sebuah Rahasia Karya Nuriza Auliatami)
Saturday 14 February 2015
Catatan Maya : Lembar ke tiga
sepertinya judi adalah sebuah
nafas yang tak boleh berhenti, jika tidak, aku mati. akan tetapi tetap, hal ini
hanya aku dan mitra judiku yang tau. aku benar-benar bisa merahasiakan hal gila
ini dari keluargaku.
saat itu ada banyak cara yang
menjadikan judi terlihat menarik. bahkan lebih menarik dari sekedar penambah
berat kantong. ia terlihat lebih renyah daripada kacang goreng yang diberi bumbu rasa bawang putih. beberapa cara dari banyak cara itu seperti berjudi dengan mainan
gambar anak, ludo, ular tangga, kuaci, bahkan kelereng pun menjadi media yang
menyenangkan untuk melakukan itu. tubuh fisik ku dan teman di lingkunganku
memang masih sangat polos dan lugu. akan tetapi, fikiran kami, ketika sadar
angka, sudah membutakan kami bahwa kami hanya remaja yang masih berada dibawah
ketiak mama. seolah kami lahir sebelum tubuh kami dilahirkan.
tanpa basa basi, judi
masuk ke kehidupanku, dan mendarah daging untuk beberapa saat. saat saat
selanjutnya, aku tak lagi mengenal apa itu judi. Aku mulai menjalani hidupku
yang mungkin bukan pertama begini, aku harus berpisah lagi dengan keluargaku.
Aku melanjutkan pendidikanku di
kota Langsa, sebelah kota kelahiranku, menumpang di rumah adik mamaku yang
biasa kami panggil Encu. Aku dididik keras ditempat ini soal agama. Encu adalah
seorang sarjana Agama, juga seorang aktifis akut di Partai Keadilan Sejahtera. Segala
sesuatu, apapun yang di ajarkannya kepadaku mungkin, hampir tidak pernah tidak
dikaitkannya dengan partai itu. Bahkan aku sempat menjadi aktifis didalamnya.
Pada mulanya aku merasa sangat
asing di tempat ini. Lokasinya sangat tidak strategis. Tidak bersahabat dengan
karakterku. Aku mengalami kejenuhan yang sangat. Aku punya firasat yang
menggebu-gebu untuk pulang ke rumah. Aku merasa lebih asing dibanding orang
asing. saat itu, hanya dinding kamar yang tau siapa aku, dan kami saling
mengenal.
To be Continue...
Catatan Maya : Lembar ke dua
saat itu aku benar-benar tak
mengerti apa yang dilakukannya itu benar ataukah salah meninggalkan dua orang
anak kecil yang masih rabun norma. tangisan adalah yang satu-satunya dapat
mengungkapkan bagaimana suasana kepergiannya saat itu.
sejak saat itu aku seolah
berdiri sendiri. aku belajar dari apa yang aku lihat, dan aku melakukan
beberapa peniruan dalam gaya hidup seorang anak. mulai dari kehidupan temanku
yang glamour, hingga kehidupan yang sebenarnya tak layak disebut sebagai hidup,
untuk melengkapi beberapa kebutuhan itu, terkadang mencuri adalah pilihan yang
terasa tak punya jalan keluar.
lingkungan dimana aku hidup
sangat jagal. bukan tentang keluarga kami, tetapi tetangga di sudut lingkungan.
judi, ganja, mencuri, mabuk-mabukan adalah hal yang sangat awam disana.
tidak semua! hanya beberapa hal
seperti judi dan mencuri saja yang terlibat masuk kedalam kehidupanku saat aku
mulai sadar angka. judi kulakukan untuk menambah uang jajan yang bisa dibilang
tak ada, dan mencuri hanya pada uang adikku dan nenekku saja. aku tak mau
membuat malu keluarga dengan mencuri. sedangkan judi, itu sudah awam di
lingkunganku, jadi aku cukup merahasiakannya dari keluargaku.
perlahan, aku memasuki usia yang
tak lagi muda. bisa dibilang remaja. satu persatu buah fikir tumbuh dari dalam
kepalaku. kali itu mungkin bukan pertama kali kesadaranku tumbuh. kali itu aku
ingin sekali melanjutkan sekolah menengah pertama di Pondok saja. tapi jauh
benda dari jangkau, ibu yang sedang jauh tak mengizinkan. katanya, aku sering
sakit-sakitan. katanya, ia takut aku sakit. ya, benar! aku sakit, dan yang
membuat aku sakit mungkin akibat perbuatanku itu. waktu yang ada saat itu juga
terbuang percuma. pada masa SMP ku, sama saja, judi tetap lestari. malah lebih
aneh lagi, kami menebak angka akhir dari plat mobil yang akan lewat. setiap
satu nomor keluar, maka bayaran yang diperoleh sebesar dua ribu rupiah.
sejak saat itu aku mulai
terbiasa dengan dunia hitam itu. aku mencuri lebih sering daripada biasanya.
berbohong lebih sering dari biasanya. aku tak benar-benar paham apa itu dosa.
bagiku dosa hanyalah sekedar mitos yang membebani dan meracuni akal sehatku.
aku benar-benar melakukan hal itu lebih sering daripada biasanya. seakan,
kebenaran tentang aku yang suka berjudi tak terelakkan lagi.
To be Continue...
Tuesday 3 February 2015
Catatan Maya
Tulisan ini adalah catatan
nonfiksi. Autobiografi pertama dalam kertas maya ini. semuanya terkesan baru
saja lahir. aku merasa seperti baru saja menghadirkan ribuan huruf dan bermacam
kata ke dalam dunia ini. kemudian disini, aku menganggap dunia adalah batu atau
kayu bahan memahat. aku melihat kayu dan batu itu tepat dihadapanku. aku belum
mengerti apa yang akan ku buat dengan kayu dan batu ini. aku hanya terus
memandang dan memandang, seolah kayu dan batu ini akan menjadi sesuatu yang
bukan kayu dan batu lagi. bentuknya cukup sederhana. bahkan tak layak disebut
sebagai "sederhana lagi". benda ini memang tak layak disebut sebagai
"sederhana" karena ia kurang dari itu. lebih sederhana dari
sederhana. aku berpaling dari hadapan keduanya dan aku melanjutkan kembali
sesuatu yang disebut-sebut sebagai hidup.
di dunia yang menampung dunia
ini, terjadi banyak sekali hal-hal aneh seperti ; burung terbang, ikan bernapas
didalam air, angin yang terasa namun tidak terlihat, pegunungan yang tinggi,
hewan bergerombol, dan hey! manusia lahir dari dalam manusia. bagaimana
bisa? bukankah tubuh manusia hanya terdiri dari organ-organ? bagaimana bisa
manusia hadir didalam manusia? dan hal teraneh didalam dunia itu adalah kehidupan
dan kematian.
bagi yang melihat, kehidupanku
di dalam dunia yang menampung dunia ini terasa begitu sederhana sehingga yang
terjadi hanya beberapa pekerjaan yang mengalami pengulangan saja ; makan,
mandi, tidur, buang air, kuliah di universitas, dan beberapa yang lain. tapi
sebenarnya tak sesederhana itu didalam kepala ini.
aku terlahir dari keluarga yang
sederhana. ibuku awalnya bekerja sebagai sekertaris ayahku yang memilih bekerja
sebagai seorang kontraktor. akan tetapi itu tidak berlangsung begitu lama,
setelah kematian ayahku. ibuku memulai kembali karirnya sendiri sebagai seorang
ibu rumah tangga yang harus menafkahi kedua anaknya.
sejak duduk di sekolah dasar,
aku belajar banyak dari guruku bahwa begitulah seorang ibu. akan tetapi aku saat
itu hanya seorang anak dan individu yang tak peduli apapun kejadian diluar
diriku. dunia ku adalah duniaku, dan setiap orang punya dunianya sendiri.
setidaknya begitu.
ibu meninggalkan kami untuk
menjumpai kami pada saat ia kembali dengan keadaan yang berbeda ; postur tubuh,
daya fikir, kehidupan spiritual, sosial, dan prestasi-prestasi baru. beliau
mendedikasikan tenaga dan waktunya untuk bekerja sebagai TKI di Malaysia guna
menghidupi dua orang anak yang ditinggalnya sementara bersama nenek ku.
To be continue...
Sunday 18 January 2015
negeriku kebun korupsi
Lihat negeriku, penuh dengan bunga
ada yang putih, dan ada yang merah
setiap hari kusiram semua
akhirnya (negeriku) mati karena banyak pencuri
bapak pengang tongkat
ibu pegang sapu
korupsi pada pejabat
hilang seperti abu
naik kapal kecil
takut goyang goyang
ada proyek besar
mencuri uang orang.
ada yang putih, dan ada yang merah
setiap hari kusiram semua
akhirnya (negeriku) mati karena banyak pencuri
bapak pengang tongkat
ibu pegang sapu
korupsi pada pejabat
hilang seperti abu
naik kapal kecil
takut goyang goyang
ada proyek besar
mencuri uang orang.
Subscribe to:
Posts (Atom)